kurikulum pembelajaran kaligrafi

kurikulum pembelajaran kaligrafi
70 Downloads

TERBENTUKNYA SENI LUKIS KALIGRAFI ISLAM DI INDONESIA

Agama Islam masuk ke Indonesia abad VII Masehi yang dibawa oleh para saudagar Arab yang datang pertama kali di Indonesia lewat pesisir utara Sumatera. Dari sinilah terbentuk cikal bakal komunitas muslim yang ditengarai dengan pendirian Kerajaan Islam pertama di Aceh. Selanjutnya hampir semua corak seni budaya masyarakat Arab mempengaruhi budaya Indonesia, yang mencakup semua aspek bentuk kesenian, seni suara, musik, sastra, lukis, arca, tari, drama, arsitektur dan lain-lain. Seni kaligrafi menduduki posisi yang amat penting. Seni kaligrafi merupakan bentuk seni / budaya Islam yang pertama ditemukan di Indonesia dan menjadi aset budaya Islam terdepan hingga kini. Kaligrafi Islam dibedakan menjadi dua yaitu tulisan dan lukisan. Lukisan kaligrafi terbagi menjadi dua yaitu murni dan bebas, yang pertama i menggunakan bentuk huruf baku biasanya dibuat oleh lulusan pondok pesantren, sedangkan yang kedua tidak menggunakan huruf baku yang dikerjakan oleh seniman akademik. Aneka bentuk lukisan kaligrafi mengandung dua elemen, fisioplastis dan ideoplastis. Elemen fisioplastis berupa penerapan estetis menyangkut unsur-unsur rupa, bentuk, garis, warna, ruang, cahaya dan volume. Elemen ideoplastis meliputi semua masalah langsung/tidak yang berhubungan erat dengan isi atau cita perbahasaan bentuk. Diangkatnya kaligrafi sebagai tema sentral dalam melukis, menjadi sejarah penting terbentuknya lukisan kaligrafi Indonesia. Lukisan kaligrafi sangat diperhitungkan dalam kancah seni rupa Indonesia ketika muncul pendalaman-pendalaman spiritual, penghayatan, perenungan yang mengarah ke kedalaman kemanusiaan dan keTuhanan. Sadali dan AD Pirous layak dicatat sebagai pelopor lukisan kaligrafi Islam Indonesia tahun 1960-an. Selanjutnya seni lukis kaligrafi berkembang pesat dengan tokoh seni Amri Yahya di Yogya, yang menggunakan medium batik, di Surabaya Amang Rahman menciptakan surealisme dengan mengambil kekuatan kaligrafi Islam. Momentum penting pameran seni rupa (seni lukis kaligrafi Islam) mulai marak di dalam maupun di luar negeri, antara lain pada tahun 1975 pameran lukisan kaligrafi pertama pada MTQ Nasional XI di Semarang, pameran pada Muktamar pertama media masa Islam sedunia tahun 1980 di senayan Jakarta, pada MTQ Nasional XII di Banda Aceh tahun 1981, kemudian pada pameran kaligrafi Islam Balai Budaya Jakarta tahun Hijriyah 1405 (1984), disusul pada MTQ XVI di Yogyakarta tahun 1991. Sambutan masyarakat yang mayoritas Islam terhadap pameran-pameran itu tak diragukan. Momentum penting lainnya ketika diselenggarakan festifal Istiglal I (1991) dan II (1995) dengan tema utama seni lukis kaligrafi Islam, yang melibatkan para perupa di antaranya AD. Pirous, Amri Yahya, Hendra Buana, Salamun Kaulam, dan Syaiful Adnan. Mereka menampilkan aneka bentuk, gaya dan ragamnya dari tulisan hingga lukisan, dari ekspresi hingga transendensi illahi.

salah satu bagian dari seni kaligrafi adalah kaligrafi mihrab:

kaligrafi mihrab adalah sebuah karya seni kaligrafi yang di tuangkan  pada mihrab masjid untuk memperindah suatu mihrab agar terlihat lebih islami.
DEFINISI KALIGRAFI
Ungkapan kaligrafi (dari bahasa inggris yg di sederhanakan, calligraphy) diambil dari kata latin “kalios” yg berarti indah dan “graph” yg berarti tulisan atau aksara. Arti seutuhnya kata “kaligrafi” adalah kepandaian menulis elok, atau tulisan elok.

Bahasa arab sendiri menyebutnya “khat” yg berarti garis atau tulisan indah. Garis lintang, equator atau khatulistiwa terambil dari kata arab, khattul istiwa, melintang elok membelah bumi jadi dua bagian yg indah.

definisi lebih lengkap dikemukakan oleh syekh Syamsudddin al-akfani di dlm kitabnya, IRSYAD AL-QASID bab hasr al ulum:

وهو علم تتعرف منه صورالحروف المفردة,واوضاعها,وكيفية تركيبها خطا, او ما يكتب منهافي السطور, وكيف سبيله ان يكتب, وما لا يكتب, وابدال ما يبدل منها في الهجا~ وبماذا يبدل
khat/kaligrafi adalah suatu ilmu yg memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal, letak-letaknya, dan cara2 merangkainya menjadi sebuah tulisan yg tersusun,

atau apa-apa yg ditulis diatas garis-garis, bagaimana cara menulisnya dan menentukan mana yg tidak perlu ditulis, mengubah ejaan yg perlu digubah dan menentukan cara bagaimana untuk mengubaahnya.”

Selanjutnya syekh menulis :

“Bahwa seluruh ilmu bisa diketahui hanya apabila ia mengandung pembuktian (dalalah) baik berupa isyarat, ucapan, maupun tulisan (khat), Isyarat mengharuskan adanya kesaksian, Ucapan mengharuskan kehadiran dan kesiapan mendengar dari lawan bicara, adapun khat, ia tidak bergantung pada semua itu, justru karena itulah ia dianggap paling berfungsi diantara ketiga (dalalah) tersebut”
Seandainya kita melakukan suatu perbandingan antara tulisan dengan ucapan atau kata2, niscaya akan kita temukan bahwa pada dasarnya keduanya saling menunjang dan berpadu dalam keragaman yg saling melengkapi.

Tulisan menunjukkan kata2, sementara kata2 dlm kerangka ini menimbulkan keserasian antara keduanya dalam segala hal,

keduanya sama2 saling mengutarakan makna2, hanya apabila kata2 merupakan makna yg bergerak, sebaliknya tulisan adalah makna yg bisu,

namun kendatipun bisu ia melakukan perbuatan bergerak karena isinya mengantarkan penikmatnya kepada pemahaman.

seperti halnya kata2, yg di dlmnya ada rasa tawar, kecantikan dan mudah di telaah oleh pendengaran,

maka demikian pula tulisan, di dlmnya terkandung gambaran2 yg jernih dan elok mempesona, apabila kata-kata sanggup merangkum kefasihan yg disuarakan para orator petah lidah, didendangkan para penyair, atau menjadi makanan sehari-hari yg sanggup dikunyah kaum awam.

demikian pula tulisan, didlmnya ada lisensi yg duguratkan oleh para raja untuk masalah2 esensil, bisa digunakan rakyat umum.

melihat fungsi global yg sepadan antara kata2 dan tulisan, maka tercuat dari dua alat yg serasi pula, alat kata2 adalah lidah,

sedangkan alat tulisan adalah pena atau kalam, keduanya berbuat untuk kepentingan satu sama lain guna mengeksoresikan makna2 final hanya apabila kata2 merupakan petunjuk alami telah ditentukan baginya alat yg di alami pula,

sedangkan tulisan, karena merupakan petunjuk skil, maka alat yg disajikan baginya adalah perabot keterampilan.
Dalam hal itu, yaqut AL- musta’simi, kaligrafer kenamaan dimasa kesultanan Turki Usmani(ottoman) melihat seni kaligrafi dari sudut keindahan rasa yg dikandungnya, karena itu dia membuat batasan sbb:

الخط هندسة روحانية ظهرت بالة جسمانية
“kaligrafi adalah seni arsitektur rohani, yg lahir melalui perabot kebendaan”
Wang Hsichin (321-379)

menggambarkan keindahan seni kaligrafi dengan ungkapan: “lembut sebagai awan berarak-arakan dan perkasa sebagai naga yg sedang marah.

Banyak lagi ungkapan yg merujuk kepada pengertian kaligrafi. Ubaidillah ibn Al-Abbas menyebutnya sebagai lisan al yadd atau lidahnya tangan, karena dgn tulisan itulah tangan berbicara.

Dalam pelbagai seloka, seni kaligrafi atau khat dilukiskan sebagai kecantikan rasa, duta akal, penasihat pikiran, senjata pengetahuan, penjinak saudara dlm pertikaian, pembicara jarak jauh, penyimpan rahasia, dan khazanah rupa2 masalah kehidupan.

Ringkasnya “khat itu ibarat ruh didalam tubuh” seperti dikatakan sebagian ulama.

Yang lebih mengagumkan adakah, bahwa ternyata membaca dan menulis adalah perintah pertama dan wahyu permulaan.

ALLOH SWT yg disampaikan kpd Nabi Muhammad SA di awal mission nya, wahyu itu menyebutkan

اقرا باسم ربك الذي خلق * خلق الانسان من علق * اقرا وربك الاكرم * الذي علم بالقلم * علم الانسان مالم يعلم
Bacalah degan nama tuhanmu yang menciptakan, Menciptakan manusia dari segumpal darah, Dan Tuhanmu maha Pemurah, Yang mengajar menulis dengan kalam.

Mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya ( QS AL-Alaq/96:1-5 )

Dapat dipastikan, bahwa kalam atau pena memiliki kaitan erat dengan seni penulisan kaligrafi, Jika kalam disebut-sebut sebagai alat penunjang pengetahuan,

seperti pada bunyi wahyu diatas maka ia adalah sarana AL-Khaliq dlm rangka memberikan petunjuk kpd manusia, ini membuat gambaran yg tegas,

bahwa kaligrafi mendominasi tempat tertua dalam percaturan sejarah islam itu sendiri.

Seni kaligrafi yg merupakan kebesaran seni islam, lahir di tengah tengah dunia arsitektur dgn segar bugar.
Ini dpt dibuktikan pada aneka ragam hiasan kaligrafi yg memenuhi masjid masjid dan bangunan-bangunan lainnya, yg ditumpahkan dlm paduan ayat2 alquran yg mulia, hadist2 atau kata2 hikmat para ulama bijaksana,

demikian pula mushaf2 alquran banyak ditulis dengan berbagai model kaligrafi yg disapu corak corak hias pusparagam mempesona.

Sewaktu islam berkembang dgn pesat, banyak bangsa2 kelas wahid berduyun masuk islam.

Di antara orang2 persia, syiria mesir dan india yg memilih islam sebagai panutan terakhir, terdapat seniman2 mahir kenamaan di negerinya.

lantas mereka menumpahkan kepandaian seni yg dimilikinya kedalam islam,keadaan itu telah mendorong seni kaligrafi menjadi semacam “tempat penampungan” karya arsitektur yg dikagumi.

selain itu karena karya2 seni pembuatan patung tidak mendapat pasaran didunia islam, kerinduan estetika seniman2 muslim lebih banyak tertuang kedalam hasil karya seni kaligrafi.

Tidak dapat disangkal lagi bahwa penerimaan seni kaligrafi sebagai trend dan primadona yang merata disebagian kalangan umat islam,

disebabkan oleh pengaruh motivasi Alquran untuk mempelajarinya, Pena, tinta, kertas adalah materi2 pokok untuk menyalurkan sapuan kaligrafi.

Ayat2 Alquran sabda2 nabi Saw berulang-ulang menyebut fadilah atau keutamaan benda2 tersebut.

Assalamualaikum wr wb kali ini saya akan membahas bagaimana cara mengajarkan seni kaligrafi kepada murid-murid di sekolah, belakangan ini kaligrafi telah menjadi trend di sekolah-sekolah sebagai pelajaran ekstrakulikuler, terbukti dengan sering di adakannya event-event perlombaan kaligrafi di setiap sekolah atau instansim, silahkan download kurikulim kaligrafi di bawah ini

Size: 256kb
Version: 3.4.8

Call Now